PERILAKU DAN PENGAJARAN ANAK
PRA-SEKOLAH
Pendahuluan:
Masa usia prasekolah merupakan periode emas (golden age)
bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini
adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak untuk mengenali berbagai macam
fakta di lingkungannya sebagai stimulan terhadap perkembangan kepribadian,
psikomotor, kognitif maupun
sosialnya.
Anak
prasekolah pada awalnya, masih sangat sulit untuk berkonsentrasi dalam belajar.
Sehingga seorang guru harus mengerti bagaimana sebenarnya bentuk pengajaran
yang sesuai untuk anak prasekolah. Anak prasekolah sudah mulai dapat belajar
menulis, membaca, menyanyi, dan bermain. Disinilah diperlukan ketrampilan
seorang guru untuk mampu mengajari muridnya bagaimana melatih ketrampilan
motorik kasar dan halusnya.
Anak
prasekolah, pada umunya aktif.
Mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara sosial. Anak TK
cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Pada usia ini anak
menjadi 'egosentris'.Dimana, mereka saat bermain lebih mementingkan dirinya
sendiri, daripada berbagi dengan temannya. Anak prasekolah,lebih banyak bermain
daripada belajar. Karena, pada saat usia ini, anak – anak lebih suka bermain
dengan diri sendiri atau dengan temannya.
Oleh karena perilaku anak prasekolah
di atas, kami memilih topik ini untuk mengetahui bagaimana sebenarnya bentuk
perilaku dan pengajaran yang diberikan oleh gurunya dalam mengembangkan motorik
anak tersebut.
Landasan Teori:
Teori
Piaget
Dalam
observasinya,
Piaget meyakini bahwa perkembangan kognitif
terjadi dalam empat tahapan. Masing-masing tahap berhubungan dengan usia dan
tersusun dari jalan pikiran yang berbeda-beda. Menurut Piaget, semakin banyak
informasi tidak membuat pikiran anak lebih maju. Kualitas kemajuannya
berbeda-beda. Tahapan Piaget itu adalah fase sensorimotor, pra operasional, operasional
konkret, dan operasional formal.
Tahap Sensorimotor: berlangsung sejak
kelahiran sampai sekitar usia dua tahun. Dalam tahap ini, bayi menyusun
pemahaman dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman indera(sensory) mereka
(seperti mendengar dan meihat) dengan gerakan motor (otot) mereka (menggapai,
menyentuh).
Tahap Pra Operasional: berlangsung saat usia
dua tahun sampai tujuh tahun. Anak mulai mempresentasikan dunia dengan kata dan
gambar. Kata dan gambar ini merefleksikan peningkatan pemikiran simbolis dan
melampaui koneksi informasi indrawi dan tindakan fisik.
Tahap Operasional Konkret: berlangsung saat
usia tujuh tahun sampai sebelas tahun. Anak kini bisa bernalar secara logis
tentang kejadian-kejadian konkret dan mampu mengklasifikasi objek ke dalam
kelompok yang berbeda-beda.
Tahap Operasional Formal: berlangsung pada
usia sebelas tahun sampai dewasa. Remaja berpikir secara lebih abstrak,
idealistis, dan logis.
Kami mengobservasi anak-anak pra sekolah yang
dalam teori Piaget, anak tersebut termasuk dalam tahap pra operasional. Piaget
membuat Teaching Strategies dengan bekerja dengan pemikir Pra-Operasional,
yaitu suruh anak untuk menata sekelompok objek, mengurangi egosentris, libatkan
anak dalam interaksi sosial, mintalah si anak untuk membuat pertandingan, beri
anak pengalaman dalam operasi urutan, suruh anak-anak menggambar pemandangan
dengan perspektif, buat lereng yang menurun atau bukit kecil, mintalah
anak-anak memberikan alasan dari jawaban mereka ketika mereka mengambil
kesimpulan. Menurut Piaget anak pada tahap pra-operasional juga tidak bisa
melakukan apa yang disebutnya sebagai “operasi”. Dalam teori Piaget operasi
adalah representasi mental yang dapat dibalik (reversible).
Teori Vygotsky
Zone of Proximal Development: istilah Vygotsky
untuk serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara sendirian
tetapi dapat dipelajari dengan bantuan dari orang dewasa atau anak yang lebih
mampu.
Scaffolding: sebuah teknik untuk mengubah
level dukungan. Guru atau orang yang lebih ahli menyesuaikan jumlah
bimbingannya dengan level kinerja murid yang telah dicapai.
Bahasa dan Pemikiran: vygotsky percaya bahwa
anak-anak menggunakan bahasa bukan hanya untuk komunikasi sosial, tetapi juga
untuk merencanakan, memonitor perilaku mereka dengan caranya sendiri.
Penggunaan bahasa untuk mengatur diri sendiri
ini dinamakan “inner speech” atau “private speech”yang dimana inner speech
adalah suatu komunikasi terhadap diri sendiri. Hal ini merupakan proses awal
untuk mengetahui dirinya sendiri sehingga ia aakn mampu menganalisis
kekurangannya dan kekuatan yang dimilikinya. Menurut Piaget ini bersifat
egosentris dan tidak dewasa, tetapi menurut Vygotsky ini alat penting bagi pemikiran selama masa
kanak-kanak. Menurut Vygotsky anak-anak harus menggunakan bahasa untuk
berkomunikasi dengan oranglain sebelum mereka bisa focus ke dalam pemikirannya
sendiri. Vygotsky percaya bahwa anak yang banyak menggunakan private speech
akan lebih kompeten secara sosial, ketimbang yang tidak. Dia berpendapat bahwa private
speech merepresentasikan transisi awal untuk menjadi lebih komunikatif secara
sosial. Vygotsky juga membuat teaching strategies untuk pendidikan anak, yaitu
gunakan zone of proximal development, gunakan teknik scaffolding, gunakan kawan
sesama murid yang lebih ahli sebagai guru, dorong pembelajaran kolaboratif dan
sadari bahwa pembelajaran melibatkan suatu komunitas orang yang belajar,
pertimbangkan konteks kultural dalam pembelajaran, pantau dan dorong anak-anak
dalam menggunakan private speech, dan vygotsky tidak percaya bahwa tes formal
standar adalah cara terbaik untuk menilai kemampuan belajar atau kesiapan anak
untuk belajar.
Alat
dan Bahan:
Y
Kamera
Y
Alat tulis
Y
Notes
Analisis
Data:
Data yang didapat
merupakan hasil dari kumpulan observasi secara langsung. Data di dapat dengan
cara mengamati dan berinteraksi langsung dengan anak-anak dari TK Methodist 1
dan TK Immanuel.
Objek
atau Subjek:
Objek penelitian di
sini adalah bentuk pengajaran yang di berikan terhadap anak usia pra-sekolah di
TK Methodist 1 dan TK Immanuel. Sedangkan subjek penelitiannya adalah
siswa-siswi TK Methodist dan TK Immanuel.
Jadwal
Pelaksanaan:
No.
|
Jenis
Kegiatan
|
5
Mei
|
7
Mei
|
17
Mei
|
24
Mei
|
25
Mei
|
26
Mei
|
1
Juni
|
4
Juni
|
5
Juni
|
6
Juni
|
7
Juni
|
9
Juni
|
1.
|
Penentuan
Topik, Judul dan Landasan Teori
|
©
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Pembuatan
Surat Izin
|
|
©
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Menentukan
Hari Kunjungan
|
|
|
©
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
Kunjungan
Ke TK Methodist 1
|
|
|
|
©
|
©
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
Kunjungan
Ke TK Immanuel
|
|
|
|
|
|
©
|
|
|
|
|
|
|
6.
|
Analisis
Data
|
|
|
|
|
|
|
©
|
|
|
|
|
|
7.
|
Edit
Keseluruhan Proyek
|
|
|
|
|
|
|
|
©
|
|
|
|
|
8.
|
Pembuatan
Poster
|
|
|
|
|
|
|
|
|
©
|
|
|
|
9.
|
Tahap
Pelaporan dan Evaluasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
©
|
|
|
10.
|
Pembuatan
Testimoni Anggota Kelompok
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
©
|
|
11.
|
Posting
Blog
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
©
|
Kalkulasi
Biaya:
Pengeluaran
Dana
No
|
Pengeluaran
|
Harga
|
Banyak
|
Jumlah
|
1.
|
Transportasi
|
@3.000
|
3
|
9.000
|
2
|
Souvenir
|
@66.000
|
3
|
198.000
|
JUMLAH Rp. 207.000
|
PELAKSANAAN
Penelitian dilaksanakan selama 3
hari berturut-turut mulai dari tanggal 24-26 Mei 2011 di dua TK, yaitu TK
Methodist 1 dan TK Immanuel. Penelitian pada TK Methodist kami laksanakan pada
tanggal 24 dan 25 Mei. Kami memulai kegiatan tersebut dari pagi hari sampai
siang hari. Pertama kami berkumpul di kampus pada pukul 08.30 dan kami langsung
menuju ke TK tersebut. Pada awalnya mendapatkan sedikit kesulitan dalam
perizinan observasi dari kepala sekolah TK Methodist 1, namun akhirnya kami
mendapatkan perizinan tersebut.
Kami
memulai observasi dengan cara memasuki masing-masing kelas dimana setiap anggota
kelompok kami mengobservasi satu kelas. Kemudian kami mulai mengamati perilaku
dan cara belajar dan bermain anak-anak tersebut. Selain itu, kami juga
berinteraksi dengan anak-anak tersebut untuk melihat perkembangan sosial
mereka.
Setelah
lonceng sekolah berbunyi dan menandakan waktu pulang dari sekolah, kami pun
menghentikan observasi kami pada hari pertama. Pada hari kedua kami kembali
mengobservasi anak TK Methodist 1 dengan cara yang sama seperti pada hari
pertama. Namun, karena hari kedua adalah hari terakhir kami mengobservasi anak
TK Methodist 1 tersebut maka kami memberikan reward kepada masing-masing anak.
Pada hari yang ketiga kami
melanjutkan observasi ke TK yang berbeda yaitu TK Immanuel. Kami menggunakan
cara yang sama terhadap anak-anak TK tersebut seperti pada TK Methodist 1 yang
sebelumnya. Setelah kami mengobservasi anak TK Immanuel, kami juga tidak lupa
untuk memebrikan reward kepada anak-anak TK Immanuel karena mereka sudah
membantu kami dalam melaksanakan tugas ini.
PELAPORAN DAN EVALUASI
Laporan:
Dalam observasi kami tentang anak pra sekolah
ini, menurut teori Piaget seperti yang kami tuliskan dalam landasan teori di
atas, bahwa anak pra sekolah itu termasuk dalam tahap pra operasional, dimana
dalam tahap ini anak kecil secara mental mulai bisa merepresentasikan objek
yang tak hadir. Ini memperluas dunia mental anak hingga mencakup
dimensi-dimensi baru. Penggunaan bahasa dan kemunculan sikap bermain adalah
contoh lain dari peningkatan pemikiran simbolis. Anak kecil mulai mencoret-coret
gambar orang, rumah, mobil, awan, dll.
Dari yang kami amati saat berada di TK Metodist 1, para guru mengajarkan
tentang mengenal tulisan, mewarnai, dan menggambar. Gambar anak-anak di TK B
ini kebanyakan gambar rumah, pemandangan, dan bentuk-bentuk yang sederhana, dan
anak di TK A diajarkan mewarnai, tetapi hasil mewarnai mereka itu abstrak,
seringkali melewati garis gambar. Pengajaran yang diberikan pada TK Metodist 1
antara lain, menyanyi, menggambar, mewarnai, menulis, berbicara dalam bahasa
asing, bermain, dll. Anak-anak tersebut juga sudah bisa memakai sepatu sendiri,
berdoa sendiri, mengerjakan tugasnya sendiri, dan sudah bisa ke toilet sendiri,
walaupun masih ada sedikit diantara mereka yang masih mengalami kesulitan saat
ingin buang air. Dan menurut teori Piaget tahapan ini mempunyai keterbatasan
yaitu egosentris dan animisme. Egosentris ini ketidakmampuan anak untuk
membedakan antara perspektif milik sendiri dengan perspektif orang lain. Terlihat saat anak TK Metodist 1 dan TK
Immanuel dibagikan mainan oleh gurunya, lalu salah satu temannya meminta mainan
tersebut darinya, dan ank TK tersebut tidak mau berbagi dengan temannya, dia
menganggap bahwa mainan itu miliknya.
Dari teori Vygotsky di atas yang kami tuliskan
dalam landasan teori, kami melihat bahwa anak TK Methodist 1 dan TK Immanuel sudah berkomunikasi dan bersosialisasi dengan
teman sebaya dan guru juga lingkungan di sekitarnya. Anak-anak juga diajarkan
cara memberi
salam dan berperilaku
dengan baik. Berdasarkan teori mengenai Inner Speech nya Vygotsky, anak-anak di
TK Methodist 1 dan TK Immanuel berbicara sendiri saat mereka sedang sibuk
bermain sendiri misalnya saat dalam permainan menyusun balok.
Evaluasi:
Dalam
menyelesaikan tugas proyek mini ini, kami menjumpai sedikit masalah seperti
halnya perizinan dari kepala sekolah untuk mengobservasi dimana kepala sekolah
tersebut sempat untuk menolak kami. Selain itu, memiliki kendala dalam
pembuatan poster.
Namun, secara keseluruhan semuanya
dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan harapan yang kami ekspektasikan.
POSTER
TESTIMONI
Christine Verawaty Simatupang
(11-068)
Tugas
observasi ini sangatlah bermanfaat bagi saya, dimana saya dapat secara langsung
melaksanakan tugas lapangan ke TK. Hal ini
merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan dan saya sangat senang
bertemu dengan anak-anak TK yang sangat lucu-lucu dan baik hati.
Eldaa Kristy Tophano (11-072)
Dalam proyek mini ini kelompok kami
mendapat kesulitan dan kendala, tapi itu semua dapat kami lewati. Saya senang
saat melakukan proyek mini ini karena kami dapat bermain dengan anak-anak TK
yang lucu dan pintar. Pengalaman ini sangat menyenangkan bagi saya dan sangat
bermanfaat.
Eva F. Berahmawaty (11-126)
Ini merupakan pengalaman pertama
mengobservasi secara langsung ke TK. Awalnya, lumayan deg-degan juga, tetapi
terakhirnya biasa aja. Muridnya juga menyenangkan dan lucu-lucu( padahal
awalnya merasa kalau anak TK tersebut gak bakalan ramah ).